Kamis, 25 April 2013

Mungkin tidak banyak masyarakat awam yang tahu mengenai adanya beberapa desa konservasi yang ada di indonesia.. Apasih desa konservasi itu? 
Menurut Dephut (2008), Desa konservasi adalah sebuah pendekatan model konservasi yang memberi peluang kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi untuk terlibat aktif dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi. Model ini juga memberikan peluang kepada masyarakat untuk memperoleh akses yang aman untuk pemanfaatan kawasan, sehingga dapat menjamin komitmen jangka panjang mereka untuk mendukung konservasi kawasan hutan. 
Berdasarkan pengertian diatas, kita bisa mengetahui bahwa desa konservasi itu adalah desa yang dikhususkan oleh pemerintah untuk mengadakan konservasi terhadap lingkungan yang berada di sekitar desa tersebut. Namun jika dikaji lebih luas lagi, desa konservasi tidak saja salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian alam Idonesia tetapi juga merupakan upaya real untuk menjaga kebudayaan di Indonesia berupa adat istiadat yang kian lama kian tergusur oleh padatnya arus globalisasi yang memasuki negeri Kita yang tercinta ini. sudah sangat banyak contoh dari dampak dari globalisasi barat yang masuk ke negeri Kita, yaitu penggunaan bahasa sehari-hari remaja sekarang yang sudah jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta telah tergantikannya mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang tadinya bermuatan kedaerahan, seperti mata pelajaran bahasa daerah atau kebudayaan daerah. Namun sekarang, pelajaran muatan lokal sudah digantikan dengan bahasa Asing seperti Bahasa Jepang, Mandarin,atau Bahasa Inggris Pariwisata. Kemudian contoh yang dapat kita lihat sehari-hari yaitu maraknya pembangunan gedung pencakar langit di Bumi Indonesia tercinta ini.

   
Gedung Pencakar Langit di Indonesia (Sumber: Secuilkertas.blogspot.com

Dampak yang terjadi akibat banyaknya gedung-gedung modern di Indonesia adalah terkurasnya lahan di Indonesia untuk membudidayakan rumah-rumah adat khas Indonesia yang merupakan kekayaan budaya yang sangat berharga. Walaupun sudah disediakan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai media untuk melestarikan rumah adat, namun hanya merupakan suatu replika tidak nyata. 

Pelaksanaan desa konservasi merupakan solusi untuk tetap mengupayakan kekayaan kebudayaan Indonesia. sebagai contohnya yaitu pada Desa Sade, Lombok Tengah. Desa Sade adalah desa yang mampu mempertahankan nilai ketradisionalannya hingga saat ini tanpa mengikuti arus globalisasi barat sama sekali.

Semua rumah warga yang terletak di Desa Sade masih menggunakan rumah adat Sasak, yaitu Bale. Bale itu sendiri adalah rumah bambu yang beratapkan jerami dan beralaskan tanah.


Rumah-rumah di Desa Sade (Sumber: Lombok.panduanwisata.com

Sedangkan mata pencaharian masyarakat Desa Sade adalah penenun kain. Kain tenun khas Desa Sade memiliki corak khas "Cicak" yang merupakan khas dari pulau Lombok, dan dibuat dengan alat tenun yang masih tradisional dengan pewarnaan alami dari daun-daunan di lingkungan sekitar.

 
Masyarakat Sade membuat kain tenun dari alat tradisional (Sumber: Lomboksumbawago.blogspot.com)

Selain Desa Sade, ada juga desa konservasi yang terletak di pulau Bali, yaitu Desa Trunyan. Desa Trunyan terletak pada kecamatan kintamani, kabupaten Bangil. 
Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Tubuh orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya ditaruh di atas tanah di bawah Taru menyan, dikelilingi anyaman dari pohon bambu atau yang disebut ancak saji.Jadi, mayat tidak dikubur melainkan ditaruh dibawah pohon Taru Menyan. Taru menyan merupakan pohon keramat yang mampu menyerap bau amis dari mayat-mayat warga yang meninggal dunia.

   

Kuburan ala Desa Trunyan (Sumber: Kebudayaandantradisi.blogspot.com)

   

Tengkorak dari mayat warga yang meninggal (Sumber: Kebudayaandantradisi.blogspot.com

Dua contoh desa konservasi diatas dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan tempat pariwisata sebagai media untuk memperkenalkan tradisi Indonesia yang masih lestari hingga saat ini. Selain adat istiadat yang masih kental mengalir pada kedua desa tersebut, bahasa sehari-hari yang mereka gunakan juga masih murni bahasa daerah. Oleh karena itu, pemerintah masih mencari desa-desa lainnya di Indonesia yang dapat dijadikan desa konservasi. 

Bangsa yang besar tidak hanya bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya, namun juga menghargai budayanya. Budaya Indonesia.

Artikel terkait :
- Teknologi untuk Budayaku, Budaya Indonesia
- Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk Budaya Indonesia
- Wujudkan Rasa Cinta Akan Budaya Indonesia Melalui Enumeration 2013
- B-Comp Enumeration 2013 | Menjadi Blogger yang Benar-Benar Indonesia!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Najib Nasich Blog