Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Teknologi untuk Budayaku, Budaya Indonesia

Ragam, berwarna, banyak, unik, indah, tradisional. Kata-kata itulah yang terlintas di pikiran saya ketika memikirkan hal yang berkaitan dengan budaya Indonesia. Jawa, Sunda, Batak, Melayu, Bali, Minang adalah beberapa suku di Indonesia yang masing-masing memiliki budaya unik, mulai dari tarian, pakaian, musik, lagu, acara adat, rumah adat, hingga makanan, semuanya memiliki kekhasannya sendiri-sendiri. Sebut saja tari kecak, pakaian batik, tari Saman, gamelan, makanan dengan olahan rempah-rempah dan khas pedasnya, sinden, lagu Rasa Sayange, tari Reog, rumah adat Joglo, ondel-ondel, itu semua adalah budaya-budaya Indonesia peninggalan dari nenek moyang kita. Budaya-budaya inilah yang perlu dilestarikan sebagai ciri khas dari Indonesia.
[Tari Kecak dari Bali. Sumber : http://kebudayaanindonesia.net]

Sebagai orang Indonesia, tentunya saya juga bangga dengan budaya Indonesia. Bangga terhadap tarian tradisionalnya, pakaiannya yang beragam, makanannya yang pedas, dan ragam budaya lainnya. Dan satu lagi yang paling saya banggakan dari budaya Indonesia adalah keramahan orang-orangnya. Budaya Indonesia yang gotong royong, kekeluargaan, menghormati yang tua, menyayangi yang muda, saling menyapa, saliman, hal-hal tersebutlah yang membuat saya bangga dengan orang Indonesia.

Permasalahan budaya dewasa ini adalah di saat anak bangsa tidak bangga dengan adanya budayanya sendiri. Ketidakbanggaan yang ditunjukkan dengan tidak dilestarikannya budaya itu sendiri membuat  budaya ini bisa saja diklaim oleh negara lain. Contoh yang sudah nyata adalah dari negeri jiran yang mengakui beberapa budaya Indonesia seperti lagu Rasa Sayange dan Reog Ponorogo. Kondisi ini semakin menjadi ketika di negeri tetangga budaya ini dikenalkan, sehingga warga negara asing pun menyangka bahwa budaya yang mereka lihat adalah berasal dari tempat mereka melihatnya. Hal ini harus kita berikan perhatian lebih dengan menerapkan budaya kita sendiri di rumah kita sendiri, yakni Indonesia. Maka dari itu perlu pelestarian budaya yang kita lakukan di negeri kita ini, karena jika tidak dilakukan, seluruh budaya Indonesia ini akan diklaim oleh orang warga negara asing yang pernah melihatnya sebagai budaya negaranya, bahaya itu!

Untuk melestarikan budaya ini pun bisa dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mempelajarinya, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari yang kecil saja, misalkan dengan memakai pakaian batik, mengikuti upacara adat, membuat acara pameran budaya, ataupun hanya sekedar menulis postingan seperti yang saya tuliskan ini. Hehe. Membuat posting atau berita seputar budaya ini merupakan salah satu pemanfaatan teknologi informasi untuk pelestarian budaya, yakni dengan publikasi lewat internet sehingga mengenalkan budaya Indonesia pada dunia. Pemanfaatan teknologi informasi juga dapat diaplikasikan dengan membuat aplikasi untuk pelestarian budaya, baik aplikasi dalam bentuk mobile, web, ataupun aplikasi desktop. Banyak cara sih sebenarnya, yang penting kita menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak budaya sebagai usaha untuk menjaga warisan nenek moyang kita agar tetap menjadi identitas Indonesia.
[Seni Membatik Jogja. Sumber : http://sewasepedajogja.com]

Pelestarian budaya juga dapat dilaksanakan dengan mengadakan event-event yang bertemakan nilai budaya Indonesia. Seperti yang telah dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang menggelar acara bertajuk Enumeration (Exhibition of Youth Marketing, Entertainment, Art, Technology Competition) yang bertema "Teknologi untuk Budayaku". Serangkaian acara dalam Enumeration ini diadakan setiap tahunnya oleh organisasi yang dikenal sebagai HIMIT ini. Untuk tahun ini, acara yang digelar pada bulan April hingga Mei 2013 ini memiliki beberapa acara untuk melestarikan budaya ini, yakni Digital Magazine Competition, Blog Competition, Lomba Cipta Game Kreatif, Workshop SEO, serta Photography on The Spot. Acara puncak digelar pada Exhibition pada tanggal 11-12 Mei 2013, dengan bazar, pameran, games, serta penampilan band. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa Teknik Informatika PENS mengenalkan teknologi untuk pelestarian budaya Indonesia sebagai identitas mereka sebagai anak bangsa kepada masyarakat.

Budaya Indonesia untuk masing-masing daerah berbeda-beda, memang begitulah. Tapi semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangatlah tepat untuk mendeskripsikan Indonesia, terutama dalam hal budaya. Budaya Indonesia yang berwarna dengan ciri khas masing-masing suku dan daerah membuat kami anak bangsa merasa bangga, kami bangga memiliki keberagaman ini. Kebanggaan setiap orang Indonesia akan budaya inilah yang dapat membuat kita satu, bersatu untuk melestarikan budaya asli kita, budaya Indonesia.

Minggu, 28 April 2013

Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk Budaya Indonesia

Teknologi Untuk Budayaku
Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat membantu dalam segala aspek kehidupan manusia. Berbagai aplikasi sudah tersedia untuk berbagai macam kebutuhan, mulai dari penunjuk arah, media sosial, berita terkini, permainan, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan di sini. Namun apakah anda pernah mendengar tentang aplikasi untuk melestarikan budaya Indonesia? Di sini akan saya bahas mengenai aplikasi-aplikasi yang dibuat oleh anak bangsa untuk pelestarian budaya Indonesia, sebagai penerapan teknologi untuk budayaku, budaya Indonesia.

Aplikasi-aplikasi berikut adalah bentuk perwujudan kebanggaan anak bangsa terhadap budaya Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan bakat yang dimilikinya dalam membangun sebuah aplikasi, para pengembang aplikasi ini membuktikan cintanya kepada bangsa ini. Aplikasi-aplikasi tersebut antara lain ada Petualangan Aksara di Jawa, Simulasi Candi Borobudur, Mbatik Yuk !!, serta Inside Indonesia. Keempat aplikasi ini dibuat oleh anak bangsa yang berstatus sebagai mahasiswa dan alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
  1. Petualangan Aksara di Jawa
    Petualangan Aksara di Jawa (PAJ) merupakan aplikasi berbentuk permainan untuk kelancaran menghapal aksara Jawa. Permainan ini tersedia dalam berbagai versi, yakni versi Flash, versi desktop multipoint mouse, versi facebook apps, windows phone, nokia S40 dan S60, Android, serta Blaast Platform. Dikisahkan seorang pemuda bernama Aksara yang ingin mewarisi toko kakeknya. Sang kakek memberikan ujian untuk mempelajari budaya Jawa dengan menebak aksara jawa. Pemain bertindak sebagai teman Aksara yang diminta bantuan oleh Aksara untuk menjalankan misi menebak aksara Jawa. Sisi pengenalan budaya Indonesia dalam permainan ini sangatlah kental, dimulai dari tema utamanya mengenai aksara Jawa, desain antarmuka yang meliputi karakter pemain yang memakai baju adat Jawa, music pengiring, serta frame tampilan-tampilan background yang mencirikhaskan Indonesia.

  2. Simulasi Candi Borobudur
    Candi Borobudur merupakan peninggalan orang-orang penganut agama Budhayana yang dibangun sekitar tahun 800an Masehi. Candi ini sangat kental dengan budaya relief di Indonesia, serta bentuk bangunan candi itu sendiri yang berbentuk stupa. Seperti namanya, aplikasi simulasi Candi Borobudur adalah sebuah aplikasi yang menyimulasikan kondisi Borobudur sehingga pemain yang ada di dalamnya dapat mengetahui keadaan Borobudur seperti aslinya tanpa harus datang secara langsung. Dengan adanya simulasi ini pengembang aplikasi ini telah mengenalkan salah satu budaya Indonesia kepada masyarakat. Berikut ini adalah video simulasi candi borobudur.

  3. Mbatik Yukk !!
    Mbatik Yukk merupakan aplikasi permainan yang menyimulasikan pembuatan batik. Simulasi dimulai dari tahap kain yang masih polos sampai dengan batik yang sempurna dengan bentuk pola dan warna yang sesuai. Proses membatik pun disesuaikan dengan proses asli membuat seni batik, yakni menebalkan pola batik (Nglowong), mewarnai pola batik (Nembok), mencelupkan kain mori ke pewarna (Medeli), dan mencelupkan kain mori ke air panas (Nglorod). Unsur pengenalan budaya sangatlah terlihat jelas, secara tidak langsung pemain akan mengerti langkah-langkah membuat batik yang benar. Aplikasi ini juga mengenalkan pola-pola batik berdasarkan daerah asalnya.

  4. Inside Indonesia
    Teknologi Untuk Budayaku Teknologi Untuk Budayaku Teknologi Untuk Budayaku
    Inside Indonesia merupakan apilkasi berbentuk permainan untuk pengenalan tentang budaya apa saja yang ada di dalam Indonesia. Tujuan aplikasi ini dibuat adalah agar anak bangsa mengenal keragaman budaya sehingga merasa memiliki dan turut menjaga kelestariannya. Permainan ini merupakan petualangan pemain untuk menelusuri Indonesia dari barat ke timur, dengan diberikan pertanyaan setiap kali pemain berhenti pada satu wilayah mengenai kebudayaan apa saja yang ada dalam wilayah tersebut.
Begitu banyak cara untuk melestarikan budaya Indonesia, salah satunya dengan cara yang telah dilakukan oleh para pengembang aplikasi-aplikasi di atas. Semoga dengan informasi di atas, para pembaca akan terinspirasi untuk menerapkan teknologi lain untuk melestarikan budaya kita, teknologi untuk budayaku. Saya bangga akan budayaku, Budaya Indonesia.

Artikel terkait :
- Teknologi untuk Budayaku, Budaya Indonesia
- "Desa Konservasi" Pelestari Budaya Indonesia
- Wujudkan Rasa Cinta Akan Budaya Indonesia Melalui Enumeration 2013
- B-Comp Enumeration 2013 | Menjadi Blogger yang Benar-Benar Indonesia!
Jumat, 26 April 2013

"Desa Konservasi" Pelestari Budaya Indonesia

Mungkin tidak banyak masyarakat awam yang tahu mengenai adanya beberapa desa konservasi yang ada di indonesia.. Apasih desa konservasi itu? 
Menurut Dephut (2008), Desa konservasi adalah sebuah pendekatan model konservasi yang memberi peluang kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi untuk terlibat aktif dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi. Model ini juga memberikan peluang kepada masyarakat untuk memperoleh akses yang aman untuk pemanfaatan kawasan, sehingga dapat menjamin komitmen jangka panjang mereka untuk mendukung konservasi kawasan hutan. 
Berdasarkan pengertian diatas, kita bisa mengetahui bahwa desa konservasi itu adalah desa yang dikhususkan oleh pemerintah untuk mengadakan konservasi terhadap lingkungan yang berada di sekitar desa tersebut. Namun jika dikaji lebih luas lagi, desa konservasi tidak saja salah satu upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian alam Idonesia tetapi juga merupakan upaya real untuk menjaga kebudayaan di Indonesia berupa adat istiadat yang kian lama kian tergusur oleh padatnya arus globalisasi yang memasuki negeri Kita yang tercinta ini. sudah sangat banyak contoh dari dampak dari globalisasi barat yang masuk ke negeri Kita, yaitu penggunaan bahasa sehari-hari remaja sekarang yang sudah jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta telah tergantikannya mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang tadinya bermuatan kedaerahan, seperti mata pelajaran bahasa daerah atau kebudayaan daerah. Namun sekarang, pelajaran muatan lokal sudah digantikan dengan bahasa Asing seperti Bahasa Jepang, Mandarin,atau Bahasa Inggris Pariwisata. Kemudian contoh yang dapat kita lihat sehari-hari yaitu maraknya pembangunan gedung pencakar langit di Bumi Indonesia tercinta ini.

   
Gedung Pencakar Langit di Indonesia (Sumber: Secuilkertas.blogspot.com

Dampak yang terjadi akibat banyaknya gedung-gedung modern di Indonesia adalah terkurasnya lahan di Indonesia untuk membudidayakan rumah-rumah adat khas Indonesia yang merupakan kekayaan budaya yang sangat berharga. Walaupun sudah disediakan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai media untuk melestarikan rumah adat, namun hanya merupakan suatu replika tidak nyata. 

Pelaksanaan desa konservasi merupakan solusi untuk tetap mengupayakan kekayaan kebudayaan Indonesia. sebagai contohnya yaitu pada Desa Sade, Lombok Tengah. Desa Sade adalah desa yang mampu mempertahankan nilai ketradisionalannya hingga saat ini tanpa mengikuti arus globalisasi barat sama sekali.

Semua rumah warga yang terletak di Desa Sade masih menggunakan rumah adat Sasak, yaitu Bale. Bale itu sendiri adalah rumah bambu yang beratapkan jerami dan beralaskan tanah.


Rumah-rumah di Desa Sade (Sumber: Lombok.panduanwisata.com

Sedangkan mata pencaharian masyarakat Desa Sade adalah penenun kain. Kain tenun khas Desa Sade memiliki corak khas "Cicak" yang merupakan khas dari pulau Lombok, dan dibuat dengan alat tenun yang masih tradisional dengan pewarnaan alami dari daun-daunan di lingkungan sekitar.

 
Masyarakat Sade membuat kain tenun dari alat tradisional (Sumber: Lomboksumbawago.blogspot.com)

Selain Desa Sade, ada juga desa konservasi yang terletak di pulau Bali, yaitu Desa Trunyan. Desa Trunyan terletak pada kecamatan kintamani, kabupaten Bangil. 
Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Tubuh orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya ditaruh di atas tanah di bawah Taru menyan, dikelilingi anyaman dari pohon bambu atau yang disebut ancak saji.Jadi, mayat tidak dikubur melainkan ditaruh dibawah pohon Taru Menyan. Taru menyan merupakan pohon keramat yang mampu menyerap bau amis dari mayat-mayat warga yang meninggal dunia.

   

Kuburan ala Desa Trunyan (Sumber: Kebudayaandantradisi.blogspot.com)

   

Tengkorak dari mayat warga yang meninggal (Sumber: Kebudayaandantradisi.blogspot.com

Dua contoh desa konservasi diatas dimanfaatkan oleh pemerintah setempat untuk dijadikan tempat pariwisata sebagai media untuk memperkenalkan tradisi Indonesia yang masih lestari hingga saat ini. Selain adat istiadat yang masih kental mengalir pada kedua desa tersebut, bahasa sehari-hari yang mereka gunakan juga masih murni bahasa daerah. Oleh karena itu, pemerintah masih mencari desa-desa lainnya di Indonesia yang dapat dijadikan desa konservasi. 

Bangsa yang besar tidak hanya bangsa yang mampu menghargai jasa pahlawannya, namun juga menghargai budayanya. Budaya Indonesia.

Artikel terkait :
- Teknologi untuk Budayaku, Budaya Indonesia
- Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk Budaya Indonesia
- Wujudkan Rasa Cinta Akan Budaya Indonesia Melalui Enumeration 2013
- B-Comp Enumeration 2013 | Menjadi Blogger yang Benar-Benar Indonesia!
Kamis, 25 April 2013

- Copyright © Najib Nasich Blog